Denyut

Gambar diambil dari (http://www.art21.org/anythingispossible/wp-content/uploads/2010/10/art21-wkaip-politics-005-405x540.jpg)



Denyut

Aku merasa
berputar
Ingin
Berontak
Karena ada sesuatu yang tak lengkap dari kehidupanku

Aku terlalu
benci
Ingin
mengamuk
Karena ada sesuatu yang tak bisa kutemukan jawabannya

mencoba membuat pusi typografi

SUNTUK

s.?
   ?s.
     untuk.su
        n.sun
          tuk
            sunt
               sun.suntuk.
                    a.suntuk.
                    a.sun.tukan
                   asuntukkan
                    kan.suntu
            ke.kan.suntu
           kesuntukan......
               MUAL!.........
                    MUNTAH!
                      MUNTAH!MUNTAH!
                        MUNTAH!!!!!!!!!!!!!!





S.UNTUK

SUNTUK

       Suntuk adalah suatu keadaan yang menyebalkan. Ketika rasa suntuk itu datang maka semuanya terasa hampa, bahkan kadang memuakkan. Membuat mual dan ingin muntah. Rasanya terlalu sukar untuk mendeteksi, sejak kapan rasa suntuk itu datang? kenapa rasa suntuk itu datang? Seperti jalangkung, rasa suntuk itu datang tak diantar pulang tak dijemput. Dengan tiba-tiba kesuntukan itu datang tanpa permisi, dan tanpa sebab yang jelas. Begitu menjengkelkan.
       Sialnya rasa suntuk itu begitu sering hadir dalam hidupku.  Sialnya lagi, aku mengalami kesulitan dalam mengusir rasa suntukku. Ku coba tidur, tetapi begitu susah mata ini tepejam, ataupun jika berhasil tidur aku dibangunkan rasa suntuk itu. Membaca cerita lucu? Ya memang membuatku tertawa, dan menghiburku tetapi ketika tawa itu sudah habis rasa suntuk itu muncul kembali, bahkan parahnya karena terlalu suntuk aku malas untuk bertemu dengan tulisan-tulisan. Lalu bagaimana aku dapat membaca cerita lucu itu? Kemudian melukis, ketika aku melukis dengan digandrungi rasa suntuk maka aku akan menghasilkan lukisan yang absurd dengan estetika yang tak terasa, bahkan aku muak melihat gambarku sendiri. Aku juga mencoba menulis, tetapi tulisanku hanya seperti gumaman dan bualan belaka, entah mengalir kemana tanpa arah dan kerangka yang jelas. Susunan-susunan kalimat dan padanan kata yang digunakan kadang juga menjadi memuakkan ketika dibaca. Baiklah aku mencoba jalan-jalan menghirup udara segar, tanpa tujuan tanpa arah, mengikuti jalan. Tapi angin yang menerpa kepalaku memicu syaraf-syaraf otak untuk mencekit, kemudian kembali lagi kepada kemualan itu. Bah!
       Terlalu banyak aturan dan kekangan, yang menyebabkan aku tak bisa muntah, menyebabkan aku tak bisa keluar dari jurang kesuntukan ini. Dan...ah........... sudahlah aku akan berlari ke comberan...lalu....




ABSUDITAS KESUNTUKAN

Eksperimentalisme eksistenisalisme absurd

ABSUDITAS KESUNTUKAN

       Melintasi malam yang sepi... Sesepi hati yang bersembunyi.
                Seorang pemuda yang sehabis latihan Teater, bercelanakan training olahraga, berkaos hitam bau kecut keringat yang ditutup dengan jaket kulit hitam beraroma lemari kayu. Di pergelangan tangan melekat sebuah jam stainlesstel yang menunjukan pukul 12 malam. Di jari tengah kiri melingkar erat sebuah cincin dengan mata batu obsidian berwana hitam mewah.
                Brmmm... motor dinyalakan, suaranya menderu ketika dia memainkan gas. Rokok filter menyelip dibibir untuk dihisap dalam-dalam, sedalam kegundahan yang bersembunyi di hatinya. Pemuda itu tancap, meninggalkan kampus sastranya. Dia orang terakhir yang pulang dari latihan teater malam.
                Hawa malam yang dingin terasa sejuk ketika menerjang tubuh, pori-pori kulit yang masih

Nafik

ENGKAU

Engkau. Ah betapa sering pujangga ataupun yang mengaku pujangga menggunakan kata ‘Engkau’ untuk memberi simbol pada seorang yang dikagumi. Kata ‘Engkau’ yang dipadukan dengan ramuan kalimat-kalimat keindahan merupakan sebuah resep yang lazim, kadang membosankan, namun merupakan formulasi yang benar-benar bergelora, muncul dari perasaan yang bergairah kekaguman. Sudah biasa demikian adanya, aku juga akan

Mengenai Saya

Foto saya
Mari berteman, Twitter: @RahmanYH