“Perayaan Anniversary”
Cerpen Rahman Yaasin Hadi
Ini adalah kali kedua Han memperingati Anniversary putusnya hubungan asmara
dengan mantan tunangannya, seorang perempuan yang dicintainya, yang bernama
Andria. Pada Anniversary pertama,
tahun lalu, Han bersemangat merayakannya dengan tema; sebuah percobaan bunuh
diri. Tema bunuh diri itu hanya menjadi percobaan, sebab eksekusinya yang
akhirnya gagal.
Waktu itu Han berusaha menggantung lehernya dengan
tali tambang. Leher-badannya sempat tergantung beberapa detik, nafasnya sempat
tertahan, aliran darahnya sempat terhenti ketika menuju kepalanya, kemudian
perlahan-lahan pandangannya berkunang-kunang dan menghitam bersamaan dengan
rasa sesak dan sakit yang tiada terperi. Dalam kesakitan, selama beberapa detik,
Han meronta, memberontak dengan seluruh gerakan tubuh yang bisa ia gerakkan,
menahan cekikan tambang sekuat tenaga tangan yang bisa ia cengkeramkan. Sampai
akhirnya tiang penyangga yang terbuat dari bambu berdecit, reyot, dan runtuh.
Han terjatuh di lantai. Ia selamat dari jeratan kematian. Percobaan bunuh diri
ia gagalkan.
Dengan nafas yang megap-megap Han memulihkan
kestabilan nafas dan aliran darahnya. Tambang yang menjerat leher ia kendorkan,
lalu mengucap syukur, karena ia tak jadi mati. Proses menuju kematian tidak
semudah dan sekhidmat yang ia bayangkan sebelumnya. Ternyata begitu tersiksa
dan menyakitkan.
Memori tentang begitu sulitnya menjalani proses
kematian di tahun lalu, membuat Han menjadi berpikir keras di peringatan Anniversary kandasnya hubungan asmara
yang kedua ini. Terbesit pikiran untuk merayakannya dengan tema yang sama
dengan tahun lalu itu, namun proses kematian sekarang sudah menjadi peristiwa
yang membuat ia trauma.
Jam tangan menunjukkan pukul sembilan malam. Ternyata malam
berjalan lambat. Han masih terus menatap ke luar jendela kamarnya, menatap
cahaya bintang yang paling terang di malam ini. Benaknya kemudian menghadirkan
peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan cahaya bintang yang paling terang.
Peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kenangan antara Han dengan Andria.
Ada ingatan saat mereka tiduran terlentang di atas
halaman rumah Andria. Di atas rumput manila mereka bercengkrama, menatap cahaya
bintang yang paling terang lalu Han menggombali Andria dengan bahasa puitis yang
berkaitan dengan cahaya dan bintang. Ada juga ingatan yang hadir, dalam
peristiwa rindu, ketika Han dan Andria terpisah oleh jarak puluhan kilometer,
Han menelpon Andria dan memintanya untuk melihat langit, mencari cahaya bintang
berwarna kuning yang paling terang di ufuk selatan, lalu saling bercakap-cakap
dengan rindu sambil membayangkan mereka disatukan karena memandangi cahaya
bintang yang sama. Kesemuanya adalah kenangan yang tiba-tiba hadir dan mendadak
terasa meremas hati, di malam perayaan Anniversary
Han yang kedua ini.
Bulan cahayanya terang, tersenyum menghiasi langit
yang penuh titik-titik cahaya bintang. Han masih dilanda kebingungan,
menentukan tema dan kegiatan apa yang harus ia lakukan dalam perayaan Anniversary yang kedua ini. Merayakan Anniversary-pun kini menjadi suatu hal
yang ia bingungkan. Han memejamkan mata, lalu mengingat-ingat, kenapa ia sampai
harus merayakan Anniversary. Pada
tahun lalu, jelas ia merasa bersemangat merayakannya sebab begitu sakit hati ia
mendengar kabar jika Andria telah bertunangan dengan lelaki yang lain, maka
dengan semangat itu Han membuat tema pecobaan bunuh diri. Namun kini, Han mulai
melogikakan tentang apa yang menjadi alasan untuk harus merayakan Anniversary yang kedua kalinya.
Ia berpikir; di tahun kedua ini sudah tidak cukup
alasan untuk terus menerus menyiksa batin dan diri. Sudah sekian lama tidak ada
kabar dan komunikasi dengan Andria, dan sudah sekian lama peristiwa menyakitkan
itu berlalu. Bahkan Han sendiri sudah mempunyai kekasih baru, seorang perempuan
yang lebih cantik, yang bernama Gina.
Memang, Gina lebih cantik, lebih menyenangkan, dan
lebih bisa membuat Han menjadi nyaman. Namun Han sendiri, entah kenapa, merasa
jika Gina dengan kelebihan-kelebihannya itu tetap tidak bisa menggantikan Andria
dari hatinya. Mungkin Han tak bisa berbohong, jika sebenarnya ia masih
mencintai dan terus menantikan Andria kembali ke kehidupannya.
Sudah dua tahun Han telah mengisi hari-harinya dengan
kegiatan yang lebih produktif, namun kegiatan itu tak bisa mengelabuhi perasaan
sakitnya ketika mulai terkenang pada Andria. Sudah satu tahun lebih, Han
berusaha membuka diri, mengedarkan pandangannya dan menerima visual keindahan
perempuan yang lain. Namun pandangan matanya itu tetap tak bisa merubah
keyakinan bahwa Andira yang terindah. Dan sudah sekitar lima bulan ini Han
menjalin hubungan dengan Gina, yang punya kelebihan-kelebihan yang tak dimiliki
oleh Andria. Namun rasa cinta dan harapan menunggu Andria tetap tak bisa
dikalahkan dan dihilangkan. Akhirnya hubungan Han dengan Gina terasa hanya
sekedar kesemuan, dan kepura-puraan belaka.
Di malam Anniversary
kedua –putusnya hubungan Han dengan Andria– yang perlahan-lahan beringsut
larut, Han masih belum bisa menentukan akan melakukan apa.
***
Anniversary kedua telah berlalu. Sudah lewat beberapa hari yang
lalu. Karena ulahnya –keputusannya di malam itu–, Han kini menyesal, bingung,
sekaligus takut; bagaimana ia harus menghadapi orang tua Gina.
Pada Anniversary
yang kedua kemarin, Han memang tidak melakukan gantung diri, atau menyilet
tangannya, atau membenturkan kepalanya sendiri ke dinding. Ia hanya meraih ponselnya
dan mengirimkan pesan pada Gina. Pesan yang berisi aksi memutuskan hubungan
dengan Gina, sebab Han merasa hanya berkesemuan.
Lalu, setelah keputusan Han itu, kini caci maki dari
teman-teman Gina tak pernah ada putusnya memenuhi ponsel Han. Mereka semua
menyalahkan Han, sebab; karena keputusan Han, Gina melakukan tindakan konyol.
Gina meminum racun serangga.
Yogyakarta, 18 Mei 2014
0 Komentar:
Posting Komentar